Rabu, 25 September 2013

contoh makalah sistem pakar



MAKALAH SISTEM PAKAR

Oleh
DEDE RUSMANA
A3.1200002



 

STMIK









Program Studi Sistem Informasi
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
Sumedang
2012/2013

DAFTAR ISI

1.      Pendahuluan.........................................................................................
2.      Latar belakang......................................................................................
3.      Rumusan masalah.................................................................................
4.      Tujuan makalah.....................................................................................
5.      Pembahasan..........................................................................................
6.      Defenisi sistem pakar............................................................................
7.      Alasan penggunaan sistem pakar..........................................................
8.      Ciri-ciri sistem pakar.............................................................................
9.      Keuntungan dan kelemahan sistem pakar............................................
10.  Sistem pakar bengkel............................................................................
11.  Penutup.................................................................................................
12.  Daftar pustaka......................................................................................

















PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Keunggulan manusia dibanding dengan makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. Dengan kecerdasannya manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia kemudian diciptakan berbagai macam karya termasuk salah satunya adalah komputer. Dalam era komputer,peran komputer sangat besar untuk meringankan pekerjaan manusia karena dapat mengolah data dalam jumlah yang besar dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Penerapan komputer juga dilakukan pada berbagai bidang ilmu termasuk diantarannya dalam bidang Bengkel Mobil. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang sudah tentu indonesia membutuhkan tenaga kerja yang potensial dan memiliki kriteria yang sesuai dengan pekerjaannya untuk mendukung perkembangan dan kemajuan negara indonesia.
Oleh sebab itu perusahaan Bengkel Mobil membutuhkan seorang pakar yang dapat menangani masalah di bagian-bagian perusahaan. Akan tetapi perusahaan belum tentu dapat memakai seorang pakar karena dipandang dari segi keuangan perusahaan maupun waktu pakar tersebut. Dengan adanya masalah di atas, maka peranan komputer akan sangat diperlukan dalam membantu perusahaan.untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, maka dibuatlah suatu sistem pakar untuk memudahkan perusahaan dalam bidang Bengkel Mobil.









1.2.          Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini menjelaskan tentang :
1.      Defenisi sistem pakar
2.      Alasan menggunakan sistem pakar
3.      Ciri-ciri sistem pakar
4.      Keuntungan dan kelemahan sistem pakar
5.      Contoh sistem pakar bengkel mobil

1.3.Tujuan Makalah
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas malah sistem pakar mata kuliah pengantar sistem informasi.





















PEMBAHASAN


2.1. Defenisi Sistem Pakar
      Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan,penilaian,pengalaman,metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah. Misalnya seorang dokter, penasehat keuangan, pakar mesin mobil, dll.
      Kepakaran (expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif (meluas) dan spesifik yang diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan membuat pakar dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat daripada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang,pakar top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada junior.
      Sistem pakar adalah :  sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelasaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.
      Sistem pakar dicipatakan tidak untuk menggantikan kedudukan seorang pakar tetapi memasyarakatkan pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut. Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang dimiliki oleh seorang pakar kedalam komputer, dan kemudian kepada orang lain (nonexpert).
      Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi ( biasanya diberikan oleh pengguan suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut.
      Sistem pakar memberikan banyak keuntungan bagi operasi perusahaan dan manajer, tetapi memiliki keterbatasan significan. Artificial intelliegence merupakan suatu aktivitas untuk menyediakan berbagai mesin seperti komputer dengan menampilkan perilaku dengan penalaran yang cerdas apabila diamati sebagai manusia artificial intelliegence menyajika berbagai aplikasi komputer yang canggih untuk menyamai berbagai jenis penalaran manusia.
      SP dikembangkan pertama kali oleh komunitas AI tahun 1960-an. SP yang pertama adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel Simon.



2.2. Alasan Penggunaan Sistem Pakar
      Terdapat beberapa alasan bagi suatu perusahaan untuk mengadopsi sistem pakar :
a)      Pakar di suatu perusahaan/instansi bisa pensiun, keluar, atau telah meninggal .
Suatu aplikasi sistem pakar dapat di perbanyak dan disebarluaskan dengan mudah dan cepat. Hal ini berarti telah memperbanyak jumlah pakar dan memperluas jangkauan aksesnya.
b)      Pengetahuan perlu di dokumentasikan atau di analisis.
Penyimpanan data-data pengetahuan kedalam database dengan lengkap dan terperacaya menyebabkan informasi yang dibutuhkan bisa di akses dalam jangka waktu yang cukup lama.
c)      Sistem pakar memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan biaya lebih rendah.
Sehingga seseorang yang berkonsultasi dengan sistem tersebut seolah-olah berkonsultasi dengan pakar aslinnya.
d)     Sistem pakar dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan berbagai lokasi.
Efesiensi waktu, namun sistem atau orang biasa/awam yang terlibat di dalamnya bekerja layaknya seorang pakar.
e)      Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.
f)       Seorang pakar mahal dan langka
Efesiensi kerja, karena sistem biaya yang dikeluarkan untuk perancangan , implementasi dan perawatan (maintenance) sistem pakar relatif lebih murah dan tidak mengenal sifat lelah/lupa dll. Hal ini berimbas pada meningkatnya produktivitas dan kinerja perusahaan.











2.3. Ciri-ciri Sistem Pakar
Ciri-ciri sistem pakar adalah :
a)      Memiliki fasilitas informasi yang handal
b)      Mudah dimodifikasi
c)      Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer
d)     Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi
e)      Bekerja secara sistematis berdasarkan pengetahuan dan mekanisme tertentu.
f)       Pengambilan keputusan berdasarkan kaidah-kaidah tertentu dan dapat merespons masukan user (melalui kotak dialog)
g)      Dapat menalar data-data yang tidak pasti dan dapat memberikan beberapa alasan pemilihan.
h)      Dikembangkan secara bertahap dan terbatas pada bidang keahlian tertentu saja.
Bentuk SP :
-          Berdiri sendiri. Sistem bentuk ini merupakan s/w yang berdiri sendiri tidak tergabung dengan s/w lain.
-          Tergabung. Sitem ini merupakan bagian program yang terkandung di dalam suatu algoritma (konvesional)
-          Menghubungkan ke s/w lain. Bentuk ini biasanya merupakan SP yang menghubungkan ke suatu paket program tertentu .
-          Sistem mengabdi. Sistem ini merupakan bagian dari komputer khusus yang digabungkan dengan suatu fungsi tertentu.








2.4. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar

1.      Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekrjaan orang ahli
2.      Menyederhanakan pekerjaan dan meningkatnya efesiensi kerja
3.      Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis
4.      Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar
5.      Meningkatkan output dan produktivitas
6.      Menigkatkan kualitas
7.      Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar
8.      Mampu beroperasi dalam lingkungan berbahay
9.      Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan
10.  memiliki realibilitas
11.  meningkatkan kapabilitas system computer
12.  memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.
13.  Sebagai media pelengkap dan pelatihan
14.  Meningkatkan kapabilitas dalam menyelasaikan masalah.
15.  Menghemat waktu dalam mengambil keputusan.
2.      Kelemahan SP
1.      Biaya yang di perlukan untuk membuat dan memeliharanya mahal
2.      Sulit dikembangkan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersedian pakar dalam bidangnya.
3.      System Pakar tidak 100% bernilai benar.
Sistem pakar tidak dapat menangani hal yang bersifat judgement (pertimbangan atau intuisi). Sistem pakar memberikan hal yang pasti, sehingga keputusan akhir pengambilan keputusan jika melibatkan kebijaksanaan dan institusi masih tetap di tangan manajemen.






     2.5.  Sistem Pakar Bengkel Mobil

      Contoh sistem pakar bengkel mobil
      Ini adalah contoh sistem pakar sederhana, yang bertujuan untuk mencari apa yang salah sehingga mesin mobil pelanggan yang tidak mau hidup, dengan memberikan gejala-gejala yang teramati. Anggap sistem pakar kita memiliki aturan-aturan berikut :
1.      JIKA mesin_mendapatkan_bensin DAN starter_dapat_dihidupkan MAKA ada_masalah_dengan_pengapian
2.      JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_aki
3.      JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_starter
4.      JIKA ada_bensin_dalam_tangki_bahan_bakar MAKA mesin_mendapatkan_bensin

Terdapat 3 masalah yang mungkin, yaitu : ada_masalah_dengan_pengapian, ada _masalah_dengan_aki dan ada_masalah_dengan_starter.
Dengan sistem terarah –tujuan (goal-driven), kita hendak membuktikan keberadaan setiap masalah tadi.
      Pertama, sistem pakar berusaha untuk membuktikan kebenaran ada_masalah_dengan_pengapian. Disini aturan 1 dapat digunakan, sehingga sistem pakar akan manset goal baru untuk membuktikan apakah mesin_mendapatkan_bensin serta starter_dapat_dihidupkan. Untuk membuktikannya ,aturan 4 dapat digunakan, dengan goal baru untuk membuktikan mesin_mendapatkan_bensin. Karena tidak ada aturan lain yang dapat digunakan menyimpulkannya,sedangkan sistem belum memperoleh solusinya, maka sistem paka kemudian bertanya kepada pelanggan “apakah ada bensin di tangkibahan bakar?”. Sekarang , katakanlah jawaban klien adalah “Ya”, jawaban ini kemudian di catat, sehingga klien tidak akan ditanya lagi dengan pertanyaan yang sama.
      Nah, karena sistem sekarang sudah dapat membuktikan bahwa mesin mendapatkan bensin , maka sistem sekarang berusaha mengetahui apakah starter_dapat_dihidupkan. Karena sistem belum tahu mengenai hal ini, sementara tidak ada aturan lagi yang dapat menyimpulkannya, maka sistem pakar bertanya lagi ke klien: “apakah starter dapat dihidupkan?”. Misalkan jawabannya adalah “TIDAK”. Maka tidak ada lagi aturan yang dapat memkbuktikan ada_masalah_dengan_pengapian, sehingga sistem pakar berkesimpulan bahwa hal ini bukanlah solusi dari problem yang ada , dan kemudian melihat hipotesis berikutnya : ada_masalah_dengan_aki.sudah diketahui (dibuktikan)bahwa mesin tidak dapat di starter ,sehingga yang harus dibuktikan adalah bahwa lampu tidak menyala. Sistem pakar kemudian bertanya : “APAKAH LAMPU MENYALA?” misalkan jwabanya “TIDAK”, maka sudah terbukti bahwa ada masalah dengan aki.
Sistem ini mungkin berhenti sampai disini, tetapi biasanya ada kemungkinan terdapat lebih dari satu solusi ( misalnya terdapat lebih dari satu keruksakan), atau ada kemungkinan terdapat solusi lain yang lebih tepat, sehingga biasanya hipotesis diperiksa kebenarannya. Sistem pakar ini kemudian mencoba membuktikan bahwa  ada_ masalah_dengan_starter, namun dari fakta yang sudah diperoleh ,yaitu lampu tidak menyala, maka pembuktiannya menjadi gagal.dengan demikian solusi yang diberikan oleh sistem pakar adalah ada masalah dengan aki.













PENUTUP
Kesimpulan
Dari artikel di atas ,saya dapat menarik kesimpulan bahwa sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah yang seperti biasa dilakukan oleh para ahli’
      Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan bahwa,secanggih apapun suatu sistem atau sebesar apapun basis pengetahuan di miliki, tentu saja ada kelemahannya sebagai konsekuensi logis kelemahan manusia sebagai penyusun elemen-elemnya. Bahawa sistem tidak memiliki inisiatif untuk melakukan suatu tindakan diluar dari apa yang telah diprogramkan untuknya.















Daftar Pustaka



-gordon B. Davis (1998) Kerangka dasar Sistem Informasi Manajemen: Pengantar Seri Manajemen No: 90. A, PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1988.
 Prof.Dr.Onong Uchjana Effendy.M.A, SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Penerbit CV- Mandar Maju, Bandung, 1989.
McLeod, Raymond, Management Information System, 7th ed., Prentice Hall, NewJersey, 1998.
 Kusumadewi, Sri. Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasinya. Yogyakarta :Graha Ilmu. 2003
Jeffrey D. Ullman,
 Principles of Database and knowledge-Base Systems, Volume 2
,W H Freeman, 1999.
B.G. Buchaman and E.H. Shortliffe. Rule-Based Expert Systems: The MYCINExperiments of the Stanford Heuristic Programming Project. Addison-Wesley,1984



MAKALAH SISTEM PAKAR

Oleh
DEDE RUSMANA
A3.1200002



STMIK
 










Program Studi Sistem Informasi
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)
Sumedang
2012/2013

DAFTAR ISI

1.      Pendahuluan.........................................................................................
2.      Latar belakang......................................................................................
3.      Rumusan masalah.................................................................................
4.      Tujuan makalah.....................................................................................
5.      Pembahasan..........................................................................................
6.      Defenisi sistem pakar............................................................................
7.      Alasan penggunaan sistem pakar..........................................................
8.      Ciri-ciri sistem pakar.............................................................................
9.      Keuntungan dan kelemahan sistem pakar............................................
10.  Sistem pakar bengkel............................................................................
11.  Penutup.................................................................................................
12.  Daftar pustaka......................................................................................

















PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Keunggulan manusia dibanding dengan makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. Dengan kecerdasannya manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia kemudian diciptakan berbagai macam karya termasuk salah satunya adalah komputer. Dalam era komputer,peran komputer sangat besar untuk meringankan pekerjaan manusia karena dapat mengolah data dalam jumlah yang besar dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Penerapan komputer juga dilakukan pada berbagai bidang ilmu termasuk diantarannya dalam bidang Bengkel Mobil. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang sudah tentu indonesia membutuhkan tenaga kerja yang potensial dan memiliki kriteria yang sesuai dengan pekerjaannya untuk mendukung perkembangan dan kemajuan negara indonesia.
Oleh sebab itu perusahaan Bengkel Mobil membutuhkan seorang pakar yang dapat menangani masalah di bagian-bagian perusahaan. Akan tetapi perusahaan belum tentu dapat memakai seorang pakar karena dipandang dari segi keuangan perusahaan maupun waktu pakar tersebut. Dengan adanya masalah di atas, maka peranan komputer akan sangat diperlukan dalam membantu perusahaan.untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, maka dibuatlah suatu sistem pakar untuk memudahkan perusahaan dalam bidang Bengkel Mobil.









1.2.          Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini menjelaskan tentang :
1.      Defenisi sistem pakar
2.      Alasan menggunakan sistem pakar
3.      Ciri-ciri sistem pakar
4.      Keuntungan dan kelemahan sistem pakar
5.      Contoh sistem pakar bengkel mobil

1.3.Tujuan Makalah
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas malah sistem pakar mata kuliah pengantar sistem informasi.





















PEMBAHASAN


2.1. Defenisi Sistem Pakar
      Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan,penilaian,pengalaman,metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah. Misalnya seorang dokter, penasehat keuangan, pakar mesin mobil, dll.
      Kepakaran (expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif (meluas) dan spesifik yang diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan membuat pakar dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat daripada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang,pakar top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada junior.
      Sistem pakar adalah :  sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelasaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.
      Sistem pakar dicipatakan tidak untuk menggantikan kedudukan seorang pakar tetapi memasyarakatkan pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut. Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang dimiliki oleh seorang pakar kedalam komputer, dan kemudian kepada orang lain (nonexpert).
      Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi ( biasanya diberikan oleh pengguan suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut.
      Sistem pakar memberikan banyak keuntungan bagi operasi perusahaan dan manajer, tetapi memiliki keterbatasan significan. Artificial intelliegence merupakan suatu aktivitas untuk menyediakan berbagai mesin seperti komputer dengan menampilkan perilaku dengan penalaran yang cerdas apabila diamati sebagai manusia artificial intelliegence menyajika berbagai aplikasi komputer yang canggih untuk menyamai berbagai jenis penalaran manusia.
      SP dikembangkan pertama kali oleh komunitas AI tahun 1960-an. SP yang pertama adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel Simon.



2.2. Alasan Penggunaan Sistem Pakar
      Terdapat beberapa alasan bagi suatu perusahaan untuk mengadopsi sistem pakar :
a)      Pakar di suatu perusahaan/instansi bisa pensiun, keluar, atau telah meninggal .
Suatu aplikasi sistem pakar dapat di perbanyak dan disebarluaskan dengan mudah dan cepat. Hal ini berarti telah memperbanyak jumlah pakar dan memperluas jangkauan aksesnya.
b)      Pengetahuan perlu di dokumentasikan atau di analisis.
Penyimpanan data-data pengetahuan kedalam database dengan lengkap dan terperacaya menyebabkan informasi yang dibutuhkan bisa di akses dalam jangka waktu yang cukup lama.
c)      Sistem pakar memungkinkan pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan biaya lebih rendah.
Sehingga seseorang yang berkonsultasi dengan sistem tersebut seolah-olah berkonsultasi dengan pakar aslinnya.
d)     Sistem pakar dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan berbagai lokasi.
Efesiensi waktu, namun sistem atau orang biasa/awam yang terlibat di dalamnya bekerja layaknya seorang pakar.
e)      Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.
f)       Seorang pakar mahal dan langka
Efesiensi kerja, karena sistem biaya yang dikeluarkan untuk perancangan , implementasi dan perawatan (maintenance) sistem pakar relatif lebih murah dan tidak mengenal sifat lelah/lupa dll. Hal ini berimbas pada meningkatnya produktivitas dan kinerja perusahaan.











2.3. Ciri-ciri Sistem Pakar
Ciri-ciri sistem pakar adalah :
a)      Memiliki fasilitas informasi yang handal
b)      Mudah dimodifikasi
c)      Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer
d)     Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi
e)      Bekerja secara sistematis berdasarkan pengetahuan dan mekanisme tertentu.
f)       Pengambilan keputusan berdasarkan kaidah-kaidah tertentu dan dapat merespons masukan user (melalui kotak dialog)
g)      Dapat menalar data-data yang tidak pasti dan dapat memberikan beberapa alasan pemilihan.
h)      Dikembangkan secara bertahap dan terbatas pada bidang keahlian tertentu saja.
Bentuk SP :
-          Berdiri sendiri. Sistem bentuk ini merupakan s/w yang berdiri sendiri tidak tergabung dengan s/w lain.
-          Tergabung. Sitem ini merupakan bagian program yang terkandung di dalam suatu algoritma (konvesional)
-          Menghubungkan ke s/w lain. Bentuk ini biasanya merupakan SP yang menghubungkan ke suatu paket program tertentu .
-          Sistem mengabdi. Sistem ini merupakan bagian dari komputer khusus yang digabungkan dengan suatu fungsi tertentu.








2.4. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar

1.      Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekrjaan orang ahli
2.      Menyederhanakan pekerjaan dan meningkatnya efesiensi kerja
3.      Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis
4.      Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar
5.      Meningkatkan output dan produktivitas
6.      Menigkatkan kualitas
7.      Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar
8.      Mampu beroperasi dalam lingkungan berbahay
9.      Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan
10.  memiliki realibilitas
11.  meningkatkan kapabilitas system computer
12.  memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.
13.  Sebagai media pelengkap dan pelatihan
14.  Meningkatkan kapabilitas dalam menyelasaikan masalah.
15.  Menghemat waktu dalam mengambil keputusan.
2.      Kelemahan SP
1.      Biaya yang di perlukan untuk membuat dan memeliharanya mahal
2.      Sulit dikembangkan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersedian pakar dalam bidangnya.
3.      System Pakar tidak 100% bernilai benar.
Sistem pakar tidak dapat menangani hal yang bersifat judgement (pertimbangan atau intuisi). Sistem pakar memberikan hal yang pasti, sehingga keputusan akhir pengambilan keputusan jika melibatkan kebijaksanaan dan institusi masih tetap di tangan manajemen.






     2.5.  Sistem Pakar Bengkel Mobil

      Contoh sistem pakar bengkel mobil
      Ini adalah contoh sistem pakar sederhana, yang bertujuan untuk mencari apa yang salah sehingga mesin mobil pelanggan yang tidak mau hidup, dengan memberikan gejala-gejala yang teramati. Anggap sistem pakar kita memiliki aturan-aturan berikut :
1.      JIKA mesin_mendapatkan_bensin DAN starter_dapat_dihidupkan MAKA ada_masalah_dengan_pengapian
2.      JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_aki
3.      JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_starter
4.      JIKA ada_bensin_dalam_tangki_bahan_bakar MAKA mesin_mendapatkan_bensin

Terdapat 3 masalah yang mungkin, yaitu : ada_masalah_dengan_pengapian, ada _masalah_dengan_aki dan ada_masalah_dengan_starter.
Dengan sistem terarah –tujuan (goal-driven), kita hendak membuktikan keberadaan setiap masalah tadi.
      Pertama, sistem pakar berusaha untuk membuktikan kebenaran ada_masalah_dengan_pengapian. Disini aturan 1 dapat digunakan, sehingga sistem pakar akan manset goal baru untuk membuktikan apakah mesin_mendapatkan_bensin serta starter_dapat_dihidupkan. Untuk membuktikannya ,aturan 4 dapat digunakan, dengan goal baru untuk membuktikan mesin_mendapatkan_bensin. Karena tidak ada aturan lain yang dapat digunakan menyimpulkannya,sedangkan sistem belum memperoleh solusinya, maka sistem paka kemudian bertanya kepada pelanggan “apakah ada bensin di tangkibahan bakar?”. Sekarang , katakanlah jawaban klien adalah “Ya”, jawaban ini kemudian di catat, sehingga klien tidak akan ditanya lagi dengan pertanyaan yang sama.
      Nah, karena sistem sekarang sudah dapat membuktikan bahwa mesin mendapatkan bensin , maka sistem sekarang berusaha mengetahui apakah starter_dapat_dihidupkan. Karena sistem belum tahu mengenai hal ini, sementara tidak ada aturan lagi yang dapat menyimpulkannya, maka sistem pakar bertanya lagi ke klien: “apakah starter dapat dihidupkan?”. Misalkan jawabannya adalah “TIDAK”. Maka tidak ada lagi aturan yang dapat memkbuktikan ada_masalah_dengan_pengapian, sehingga sistem pakar berkesimpulan bahwa hal ini bukanlah solusi dari problem yang ada , dan kemudian melihat hipotesis berikutnya : ada_masalah_dengan_aki.sudah diketahui (dibuktikan)bahwa mesin tidak dapat di starter ,sehingga yang harus dibuktikan adalah bahwa lampu tidak menyala. Sistem pakar kemudian bertanya : “APAKAH LAMPU MENYALA?” misalkan jwabanya “TIDAK”, maka sudah terbukti bahwa ada masalah dengan aki.
Sistem ini mungkin berhenti sampai disini, tetapi biasanya ada kemungkinan terdapat lebih dari satu solusi ( misalnya terdapat lebih dari satu keruksakan), atau ada kemungkinan terdapat solusi lain yang lebih tepat, sehingga biasanya hipotesis diperiksa kebenarannya. Sistem pakar ini kemudian mencoba membuktikan bahwa  ada_ masalah_dengan_starter, namun dari fakta yang sudah diperoleh ,yaitu lampu tidak menyala, maka pembuktiannya menjadi gagal.dengan demikian solusi yang diberikan oleh sistem pakar adalah ada masalah dengan aki.













PENUTUP
Kesimpulan
Dari artikel di atas ,saya dapat menarik kesimpulan bahwa sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah yang seperti biasa dilakukan oleh para ahli’
      Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan bahwa,secanggih apapun suatu sistem atau sebesar apapun basis pengetahuan di miliki, tentu saja ada kelemahannya sebagai konsekuensi logis kelemahan manusia sebagai penyusun elemen-elemnya. Bahawa sistem tidak memiliki inisiatif untuk melakukan suatu tindakan diluar dari apa yang telah diprogramkan untuknya.















Daftar Pustaka



-gordon B. Davis (1998) Kerangka dasar Sistem Informasi Manajemen: Pengantar Seri Manajemen No: 90. A, PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1988.
 Prof.Dr.Onong Uchjana Effendy.M.A, SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Penerbit CV- Mandar Maju, Bandung, 1989.
McLeod, Raymond, Management Information System, 7th ed., Prentice Hall, NewJersey, 1998.
 Kusumadewi, Sri. Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasinya. Yogyakarta :Graha Ilmu. 2003
Jeffrey D. Ullman,
 Principles of Database and knowledge-Base Systems, Volume 2
,W H Freeman, 1999.
B.G. Buchaman and E.H. Shortliffe. Rule-Based Expert Systems: The MYCINExperiments of the Stanford Heuristic Programming Project. Addison-Wesley,1984

Tidak ada komentar:

Posting Komentar